Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas

Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas

Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas merupakan sebuah tahapan yang sangat perlu diketahui remaja dan para orang tua. Hal ini demi mengantisipasi adanya hambatan dalam berkembangnya sistem tubuh secara biologis.

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Agar Tidak Gampang Sakit

Masa ini sering diartikan dengan waktu peralihan dari anak-anak ke dewasa dengan ditandai oleh beberapa perubahan, baik fisik serta mental. Dalam kurun itu, terjadi secara berkala hingga pada usia remaja awal.

Umumnya, perempuan jauh lebih cepat mengalami pubertas ketimbang lelaki. Tepatnya, 8-13 tahun untuk anak perempuan, sedangkan lelaki 10-15 tahun. Dalam fase ini juga orang tua diwajibkan untuk selalu memperhatikan apa saja perubahannya.

Pubertas juga merupakan ‘gerbang awal’ kedewasaan bagi anak-anak, dan ditandai dengan telah matangnya alat reproduksi. Pesatnya perkembangan setiap anak juga berbeda, salah satunya dipicu oleh hormon.

Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas merupakan kiat yang dapat melindungi anak dari berbagai hal tidak diinginkan. Seperti rasa cemas, bingung dan takut ketika anak perempuan pertama kali haid.

Meski terbilang hal simpel, namun tidak semua anak mengerti bagaimana caranya bertindak di awal fase tersebut. Anda perlu membimbing serta terus memantau perkembangannya agar tidak menimbulkan potensi risiko apa saja.

Sebab itu juga, Kami akan menjabarkan beberapa pembahasan penting yang berkaitan dengan pubertas.

Masa Pubertas dan Ciri-Cirinya Secara Umum

Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas_Masa Pubertas dan Ciri-Cirinya Secara Umum
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas_Masa Pubertas dan Ciri-Cirinya Secara Umum

Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas akan kita bahas setelah mengetahui ciri-ciri umum dari fase tersebut. Hal ini penting agar Anda dapat menerka kapan anak mulai memasuki perubahan secara berkala itu.

Perlu diingatkan jika pubertas pada anak perempuan dan lelaki itu berbeda, sehingga penanganannya harus secara benar dan tepat. Terlebih, bukan hanya perubahan fisik saja yang nantinya dihadapi tetapi juga emosional.

Dalam masa ini orang tua dituntut harus bisa menjaga, melindungi, memberikan bimbingan serta wawasan mengenai ‘boleh dan tidaknya’ dilakukan anak-anak yang sedang mengalami transisi menuju dewasa ini.

Perubahan yang terjadi pada anak-anak memiliki dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Primer merupakan perubahan utama, serta berhubungan langsung dengan alat reproduksi, sedangkan sekunder itu perubahan fisik.

Dua jenis dari perubahan selama pubertas ini sangatlah berpengaruh pada kehidupan remaja anak. Karena mereka akan merasakan beberapa hal yang membuat masing-masingnya kadang tidak nyaman.

Ciri perubahan fisik ini nantinya juga sangat terikat dengan arahan cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas, sebab dengan terjadinya perkembangan biologis akan mempengaruhi seluruh sistem tubuh.

Ciri Pubertas pada Anak Lelaki untuk Fisik

Yang pertama adalah perubahan primer bagi anak lelaki, yaitu mengalami ‘mimpi basah’. Di mana organ reproduksi berkembang ke titik matang dan dapat menghasilkan sperma serta telah memiliki kesiapan ‘berproduksi’.

Organ yang berfungsi dalam sistem tersebut adalah testis (penghasil sperma), saluran uretra, dan juga penis. Dalam setiap produksinya, testis dapat menghasilkan hingga jutaan sperma per hari.

Sehingga kantung sperma sendiri cepat penuh. Saat mengalami ‘mimpi basah’ cairan sperma nantinya akan keluar sendirinya dari organ itu. Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas anak lelaki juga sangat berbeda dari perempuan.

Kedua, yaitu sekunder pada anak lelaki antara lain, mengalami fase aroma tubuh berubah, tumbuh rambut di  beberapa area, seperti ketiak juga sekitar organ kelamin, kumis atau jenggot. Organ kelamin membesar serta dada terlihat lebih bidang.

Ciri Pubertas pada Anak Perempuan untuk Fisik

Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas bagi anak perempuan nantinya sedikit lebih kompleks. Hal ini karena kebutuhan serta potensi risiko terkena penyakitnya cukup rentan jika tidak dijaga dengan baik.

Perubahan primer yang dialami anak perempuan adalah menstruasi atau haid. Di mana fase ini akan terus terjadi setiap bulannya hingga kurun waktu berbeda setiap individunya, atau sampai pada tahap menopause.

Menstruasi merupakan saat organ bernama indung telur (ovarium) mulai dapat menghasilkan sel telur. Alat reproduksi yang menjadi inti terjadinya sistem pembentukan sel telur adalah, ovarium, tuba falopi, uterus dan vagina.

Luruhnya sel telur dari organ tersebut karena tidak dibuahi oleh sperma, sehingga akan keluar menjadi darah dari saluran vagina.

Serta untuk perubahan sekunder, anak perempuan mengalami tumbuh rambut halus pada ketiak dan beberapa area lainnya. Panggung juga payudara melebar, serta aroma tubuh berubah.

Perubahan Pubertas Selain Fisik

Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas_Perubahan Pubertas Selain Fisik
Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas_Perubahan Pubertas Selain Fisik

Satu pembahasan lagi yang perlu Anda tahu sebelum memasuki cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas, yaitu menyadari jika tidak hanya ada perubahan fisik tetapi juga emosional.

Ini seringkali ditandai dengan anak mudah marah, sensitif, perasaan minder berlebihan, krisis identitas serta jati diri. Dan semua ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap perilakunya.

Terlebih, pubertas erat hubungannya dengan peningkatan hormon serta mengarah pada perubahan neurobiologis. Faktor itulah yang membuat seorang anak mengalami perubahan fisik dan psikologis.

Hormon juga berperan penting dalam pertumbuhan serta perkembangan fungsi otak, tulang dan organ seks.

Suasana Hati yang Tidak Menentu

Sejatinya, selain cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas, harus ada juga kiat yang memberitahu atau mengarahkan orang tua untuk bisa mengendalikan suasana hati anak.

Bukan mengendalikan secara memaksa, tetapi lebih kepada pemahaman melalui lisan dan mengerti tentang kecemasan yang sedang dialaminya. Perubahan suasana hati erat kaitannya dengan hormon.

Bisa jadi anak mudah tersinggung terhadap suatu hal yang sepele, atau tiba-tiba saja menjadi seorang yang periang dan penuh semangat. Dan di kemudian hari anak terlihat murung serta lesu.

Lonjakan amarah sering kali menjadi emosi utama ketika seorang anak berada pada fase pubertas. Berbagai perubahan suasana hati itu dapat terjadi berulang kali dengan waktu berbeda.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Seperti yang sudah dijelaskan secara singkat sebelumnya, Anda perlu melakukan pendekatan secara tenang. Membantunya untuk bisa keluar dari gejolak emosi.

Membimbing secara perlahan tanpa harus memperlakukan tegas dan terlihat memaksa. Karena segala hal yang terjadi pada anak, baik perubahan fisik dan mentalnya merupakan tanggung jawab Anda sebagai orang tua.

Atau jika menanganinya Anda takut ikut terbawa emosi, terkadang ada baiknya tidak menanggapi, namun tetap mengawasi dan memperhatikan. Biarkan anak memiliki waktu sendiri sebentar saja.

Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Saat Pubertas

Memasuki pembahasan cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas sangat diwajibkan untuk setiap orang tua, mengawasi perilaku dan perubahan sikap anak ketika berkegiatan atau berinteraksi dengan orang lain.

Mengalami masa kedewasaan, tidak luput dari meningkatnya rasa penasaran anak terhadap lingkungan sekitar termasuk lawan jenis. Sehingga, harus selalu memberi masing-masingnya dengan penjelasan ‘sebab dan akibat’.

Menurut ahli, kesehatan dari reproduksi itu sudah mencakup aspek fisik, mental dan sosial. Dan perlu ditegaskan, setiap aspeknya saling berkaitan, dalam artian tidak mungkin Anda hanya membekali anak dengan emosional saja.

Melengkapi secara kebutuhan dasar mengenai wawasan asal mulanya juga penting. Tujuan dari ada adanya penyuluhan cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas salah satunya, memberikan pelayanan tepat dari segi membimbing dan tindakan.

Sehingga, setiap individunya mampu menjalani proses perkembangan reproduksi secara sehat, dan terhindari dari berbagai risiko penyakit atau bahkan dari dampak pergaulan bebas.

Rutin Membersihkan Area Kelamin atau Organ Reproduksi

Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas paling dasar adalah kerap membersihkannya. Sekiranya minimal mengganti pakaian dalam setiap mandi atau maksimal dua hari sekali.

Hal ini demi menjaga area pada organ reproduksi tidak lembab dan berbau karena keringat dan kotoran yang mungkin tercipta dari kulit atau kain pakaian. Terlebih, disarankan menggunakan pakaian berbahan dasar katun sehingga lebih mudah menyerap keringat.

Terapkan anjuran mandi dua kali sehari dan menggunakan handuk kering, bersih, dan tidak berbau agar permukaan kulit tetap sehat. Bagi remaja perempuan harus meningkatkan kehigienisan ketika haid.

Dan setiap kali ingin membasuh organ reproduksi setelah buang air kecil atau besar, bersihkanlah dari arah depan menuju belakang. Ini demi mengantisipasi adanya kuman atau bakteri yang masuk ke area reproduksi.

Untuk penggunaan pembalut ketika haid sendiri, disarankan setiap empat jam sekali ganti, demi menghindari adanya iritasi atau gatal karena penumpukan darah kotor.

Makanan Gizi Baik untuk Tubuh

Memilih mengkonsumsi makanan dengan gizi baik untuk tubuh nyatanya juga sangat penting, dan masuk juga ke dalam cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas.

Asupannya tidak terlepas dari empat sehat lima sempurna agar nutrisi serta hormone di dalam tubuh dapat seimbang. Serta tidak lupa, memperbanyak minum air putih, dan mengurangi konsumsi garam berlebih.

Selalu Beristirahat dengan Waktu Cukup

Istirahat dengan waktu yang cukup juga menjadi cara utama agar hormon serta tubuh tepat dalam kondisi baik. Karena kelelahan dan kurang tidur dapat mengacaukan jumlah hormon seseorang, serta berpengaruh juga pada emosional.

Baca juga: Apakah Peran BPJS Kesehatan Penting Bagi Masyarakat?

Sudah sepantasnya orang tua selalu memperhatikan setiap tumbuh kembang anak. Cara menjaga kesehatan reproduksi pada saat pubertas merupakan hal penting untuk diketahui.

Total
10
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts