Ketahui Perbedaan Masker Berdasar Tingkat Perlindungannya

Ketahui Perbedaan Masker Berdasar Tingkat Perlindungannya
Ketahui Perbedaan Masker Berdasar Tingkat Perlindungannya

Sejak pandemi covid-19, masyarakat sudah sangat terbiasa dengan perbedaan masker yang beragam untuk digunakan saat menjalani aktivitas sehari-hari. Bahkan kini masker tidak hanya sekedar sebagai perlindungan virus, juga sebagai lifestyle.

Baca juga : Tanda-Tanda Flu Singapura, Waspadai Gejala Penularannya

Sekarang banyak orang lebih percaya diri keluar rumah dengan menggunakan masker. Padahal saat awal-awal covid merebak, masyarakat sangat susah diajak untuk tertib dan taat prokes seperti misal keluar rumah harus pakai masker.

Tapi karena sudah menjadi kebiasaan dan kenormalan yang baru, masker tidak hilang meski covid tidak separah dulu penyebarannya. Masker selain melindungi diri dari virus, juga membuat orang nyaman beraktivitas di luar ruangan.

Sejarah dari Penggunaan Masker

Sejarah dari Penggunaan Masker

Jika kita melacak sejarah, sebetulnya penggunaan masker sudah digunakan sejak jaman dahulu. Masker sudah ada bahkan dari beberapa ratus tahun sebelum dunia dikacaukan oleh pandemi covid 19.

Tentu dari awal kemunculan hingga sekarang, perbedaan masker mengalami berbagai macam bentuk perkembangan. Dari zaman ke zaman, masker berevolusi baik secara material, model maupun alasan mengapa piranti perlindungan ini digunakan.

Seperti kegunaannya, memang masker semula dihadirkan sebagai proteksi perlindungan dari wabah.Pada mulanya, masker muncul pertama kali di kawasan Eropa. 

Sekitar abad ke-14, eropa mengalami wabah mengerikan yang dikenal dengan istilah Black Death. Banyak penduduk yang meninggal akibat serangan wabah ini sehingga diperlukan alat untuk setidaknya mencegah penyebaran. 

Waktu itu masyarakat berinisiatif menggunakan benda dari kain atau sejenisnya untuk menutup area hidung dan mulut. Kemudian dari bentuk kain yang polosan, dibuatlah kain tersebut menyerupai paruh burung.

Desain perbedaan masker ini selain sebagai perlindungan juga untuk merespon wabah penyakit tersebut. Simbol paruh burung dijadikan sebagai simbol kematian akibat wabah black death yang semakin meluas.

Di Abad ke 17, eropa kembali mengalami wabah penyakit. Karena pernah punya pengalaman sebelumnya, masyarakat mulai menggunakan masker dengan bentuk yang lebih sempurna.

Ketika wabah itu terjadi, masker dibuat dengan desainnya mirip seperti bentuk burung. Masyarakat mengenakan masker berbentuk burung tersebut untuk melindungi diri dari wabah yang mematikan.

Dan di abad ke 19, perbedaan masker mengalami perubahan yang bisa dikatakan progresif. Seorang ilmuan bernama Robert Brown asal Skotlandia mencetuskan gerakan brownian pada tahun 1827.

Gerakan brownian merupakan bentuk praktis dari teori yang ditemukan ilmuwan. Yakni terkait hukum mengenai dampak penggunaan masker terhadap debu.

Masker mengalami kemajuan secara bentuk pada tahun 1848. Lewis Hassley dari Amerika membuat masker dengan bentuk yang tidak jauh seperti hari ini.

Masker buatannya semula dikhususkan untuk para penambang supaya mereka terlindungi dari debu atau zat-zat berbahaya saat bekerja. Dan masker Lewis Hassley ini dipatenkan dan jadi barometer seperti yang kita gunakan jaman sekarang.

Perbedaan Masker Medis dan Non Medis

Mengetahui sejarah kemunculan masker tentunya berkaitan erat dengan dunia medis atau kesehatan. Karena memang masker diperuntukan untuk mencegah virus terhirup masuk melalui lubang pernafasan dan mulut.

Masker kemudian umumnya dikelompokan menjadi dua golongan. Pertama masker medis dan masker non medis. Terdapat perbedaan masker dari kedua jenis tersebut.

Masker medis sendiri dikenal dengan istilah masker bedah. Semula diperuntukan digunakan oleh dokter yang menangani pasien seperti saat akan melakukan operasi.

Jenis ini memiliki tiga lapisan dengan material bukan berbahan dasar sintesis. Desainnya memang dibuat sedemikian rupa untuk dapat terkonfigurasi pada tiap lapisannya.

Dalam masker medis terdapat lapisan filtrasi untuk menyaring udara masuk. Dengan terlebih dahulu virus atau bakteri tertahan di lapisan luar masker tersebut.

Lapisan filtrasi diapit pada bagian tengah. Masker medis dengan lapisan filtrasi ini punya ketahanan terhadap cairan atau bakteri lain di beberapa tingkatan.

Bagian lapisan filtrasi ini tidak dibuat dari bahan material kertas. Sehingga saat Anda membakar masker medis, bagian tengah tersebut tidak akan ikut terbakar oleh api. 

Masker medis disarankan digunakan untuk orang lansia. Sebabnya menurut WHO dengan mengenakan masker medis lansia bisa terhindar dari resiko tertular virus atau penyakit.

Masker medis didesain untuk aman dari resiko tertular lewat droplet. Sehingga masker ini tidak mudah basah saat terkena cipratan atau percikan ludah. Dan percikan tersebut tidak bisa menembus bagian filtrasi masker medis.

Sementara itu, perbedaan masker non medis dengan medis berada pada fungsinya. Masker non medis tidak didesain untuk bisa menutup rapat area wajah.

Juga pada material yang digunakan, masker non medis dibuat dari bahan kain. Bahan kain ini tidak dapat menyaring virus sehingga harus dicuci setelah digunakan.

Meski masker non medis cukup membantu mengatasi penyebaran droplet, tapi secara tingkat perlindungan masih diragukan. Karena materialnya berbeda jauh dari masker medis yang sudah tersertifikasi oleh dunia kesehatan.

Perbedaan Masker Medis Berdasarkan Tingkat Perlindungan

Perbedaan Masker Medis Berdasarkan Tingkat Perlindungan
Perbedaan Masker Medis Berdasarkan Tingkat Perlindungan

Jika Anda bertanya masker apa yang paling tepat digunakan untuk mencegah penyebaran virus, jawabannya adalah masker medis. Tapi perlu Anda ketahui, perkembangan zaman membuat masker medis memiliki beragam jenisnya.

Jenis-jenis tersebut secara fungsi memang sama-sama untuk pencegahan penularan virus dan bakteri. Tetapi tiap jenis memiliki perbedaan masker dalam konteks proteksinya.

Dari banyaknya jenis dan tipe masker medis, setidaknya ada tiga yang paling umum digunakan. Pertama masker N95, masker KN95, dan terakhir masker tipe KF94. Kami akan mengulas perbedaan ketiga tipe masker medis paling banyak digunakan tersebut.

1. Masker Medis Tipe N95

Tipe masker medis pertama yang paling banyak digunakan adalah N95. Pada saat wabah corona menyerang dunia, masker N95 diminati untuk digunakan sebagai proteksi perlindungan dari penularan.

Hal ini dikarenakan masker N95 memiliki bentuk ikat pada kepala yang elastis. Selain itu terdapat penjepit hidung yang terbuat dari logam dan dapat disesuaikan dengan bentuk hidung tiap penggunanya.

Perbedaan masker N95 dibanding tipe lain untuk masalah perlindungan adalah masker ini mempunyai kemampuan menyaring partikel bernama aerosol. Aerosol sendiri merupakan partikel berukuran sangat kecil.

Dengan menggunakan masker N95, bisa menyaring partikel dengan ukuran 0,3 mikron. Tingkat keefektifitasan masker ini diketahui mencapai 95 persen.

Studi yang dirilis di Journal of American Medical Association mengatakan bahwa masker medis ini berperan sebagai perlindungan utama dari patogen di udara. Dengan kemampuan filtrasinya ini wajar saja jika masker N95 digunakan saat pandemi covid 19.

Meski ukuran partikel covid adalah 0,1 mikron, tapi masker ini masih bisa menyaringnya. Hal ini dikarenakan partikel covid itu menempel pada partikel lain seperti droplet dan sejenisnya.

2. Masker Medis Tipe KN95

Perbedaan masker KN95 dengan tipe sebelumnya adalah masker ini digunakan di lingkungan resiko rendah dan sedang. Maksudnya, Anda tidak diperkenankan memakainya di lingkungan yang berpotensi tinggi terhadap penyebaran virus.

Tapi masker KN95 ini masih aman jika Anda gunakan di luar ruangan. Hanya saja Anda harus perhatikan apakah lingkungan itu punya resiko penularan tinggi atau tidak.

Jika ditinjau dari segi desain, masker ini mempunyai kawat yang fungsinya untuk diletakan pada bagian hidung. Kawat ini akan membuat orang tidak kesulitan bernafas saat mengenakan masker KN95 ini.

Sementara itu, untuk tingkat perlindungannya, masker KN95 terbilang cukup baik. Meski di beberapa negara seperti Amerika, tipe KN95 ini dikatakan kalah efektif jika dibandingkan tipe N95.

Tapi secara keseluruhan masker medis KN95 ini aman karena untuk kondisi darurat tepat digunakan sebagai perlindungan. Seperti misalnya saat pandemi covid 19 kemarin.

3. Masker Medis Tipe KF94

Sama halnya seperti dua tipe masker sebelumnya, KF94 juga tidak kalah populer digunakan. KF94 sendiri singkatan dari Korean Filter, sedangkan angka 94 merupakan tingkat efektivitas perlindungan masker ini.

Dengan kata lain, masker KF94 ini bisa menyaring partikel udara dengan tingkat efektivitas 94%. Ukuran partikel udara yang dapat disaring dengan masker ini sebesar 0,3 mikron.

Desain masker KF94 ini memiliki loop pada bagian telinga. Serta terdapat garis pada area hidung yang bisa disesuaikan oleh pengguna. 

Baca juga : Apa Itu Penyakit Hepatitis? Ketahui Informasinya Disini

Perbedaan masker KF94 dengan tipe lain adalah standarisasi penyaringan partikel udaranya. Bisa dibilang KF94 ini masih satu tingkat di bawah KN95.

Hal ini dikarenakan produsen masker KF94 tidak memenuhi standar sertifikasi FDA untuk penggunaan darurat. Tapi untuk melindungi dari penularan, masker ini terbukti cukup efektif.

Ketiga tipe masker di atas meski kualitasnya tidak sama, tetapi ketiganya tetap direkomendasikan untuk digunakan. Karena perbedaan masker dari tipe tersebut dibuat berdasar standarisasi medis terkait.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts