Kisah sukses Netflix menjadi salah satu contoh bahwa selalu ada harapan mewujudkan mimpi asalkan seseorang percaya dan tidak pernah menyerah mewujudkannya. Semua orang kini mengenal atau bahkan menjadi pelanggan setia Netflix.
Baca Juga : Tokoh Wanita Indonesia Berpengaruh dan Sangat Inspiratif!
Netflix layak disebut sebagai layanan streaming paling populer, karena pelanggannya mencapai ratusan juta di seluruh dunia. Di Indonesia saja, pelanggan Netflix begitu banyak, bahkan layanan streaming ini sudah mampu menggeser kekuasaan TV swasta.
Tentu suksesnya Netflix saat ini tidak lepas dari perjuangan keras para pendirinya, serta strategi marketing ciamik yang terus diterapkan hingga sekarang. Layanan streaming lain kini mulai banyak bermunculan, tetapi Netflix tetap meraup pasar paling besar.
Netflix menjadi sarana hiburan yang sangat digemari karena menyajikan hiburan film secara lengkap, terbaru, dan juga memberikan penawaran yang menarik bagi para pelanggannya. Netflix layak menjadi inspirasi bagi orang – orang yang tengah merintis usaha dan mimpinya.
Kisah Karier Reed Hastings Sang CEO
Kisah sukses Netflix tentu saja dimulai dari perjuangan hidup Reed Hastings, pendiri sekaligus CEO Netflix dalam menghadapi setiap rintangan. Reed Hastings lahir 8 Oktober 1960 dan sejak kecil sudah gemar menyewa DVD.
Hastings meraih gelar sarjana dari Bowdoin College pada bidang Matematika. Setelah lulus kuliah, dirinya mengajar matematika di SMA daerah Swaziland, sekaligus menjadi relawan di Peace Corps. Dirinya kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Stanford menekuni bidang Artificial Intelligence.
Tahun 1991, Reed Hastings mencoba peruntungan bisnis dengan mendirikan Pure Software, yang bergerak di bidang penjualan perangkat debugging untuk teknisi komputer. Usaha yang didirikannya tersebut langsung mendapatkan sambutan hangat dan berkembang cepat.
Tahun 1995, Pure Software melantai di bursa sebagai perusahaan terbuka, dan diakuisisi oleh Rational Software. Reed Hastings meraih dana segar hingga 750 juta US Dollar dari hasil penjualan tersebut.
Dari uang tersebut lah Reed Hasting memberanikan diri membuka usaha baru, hingga lahirlah Netflix pada 29 Agustus 1997.
Kisah Sukses Netflix Awalnya dari Rental DVD
Netflix yang Anda kenal saat ini sangat berbeda dengan Netflix pada awal pendiriannya. Reed Hasting bersama sahabatnya March Randolph merancang Netflix yang menghadirkan konsep persewaan DVD dengan sistem langganan.
Inspirasi bisnis ini datangnya dari kelalaian Hosting mengembalikan kaset video yang disewanya. Hosting dulu gemar menyewa berbagai jenis kaset video. Suatu ketika Hasting lalai mengembalikan kaset tersebut yang membuatnya harus membayar denda hingga, 500 ribuan rupiah.
Kelainan dan denda yang dikenakan pada Hashting tersebut menjadi cikal bakal Kisah sukses Netflix hingga saat ini. Hashting terpikir sebuah ide bisnis tentang penyewaan DVD dengan sistem digital, dan membuat sistem keanggotaan bagi pelanggan.
Konsep ini ternyata menarik minat banyak orang, hingga Netflix akhirnya memiliki 239 ribu pelanggan setia. Pelanggan bebas menyewa tanpa tenggat waktu, sehingga hal ini membuat pelanggan tetap nyaman.
Netflix Ditolak oleh Blockbuster dan Memutuskan Berkembang Sendiri
Setelah 3 tahun berdiri Netflix berkembang secara signifikan. Ratusan ribu pelanggan sudah dimiliki, sehingga Hashting berniat untuk menawarkan perusahaan tersebut ke Blockbuster. Hanya saja penjualan Netflix mendapat penolakan, sehingga Reed Hasting memutuskan untuk terus mengembangkannya.
Tahun 2004, March Randolph keluar dari Netflix, dan hal tersebut tidak mengendurkan niat Reed Hashting untuk tetap berkembang. Kisah sukses Netflix mulai terlihat pada tahun 2005, di mana pelanggan mereka sudah mencapai 4,5 juta.
Tahun 2007, Netflix merambah ke layanan streaming online, dan mendapatkan sambutan yang sangat positif. Netflix tetap menghadirkan layanan utamanya, yakni mengirimkan DVD kepada para pelanggan, yang bisa dipesan lewat layanan online.
Selama 3 tahun terjun ke layanan streaming online, Netflix sudah berhasil mengumpulkan 16 juta pelanggan. Netflix membuat aplikasi sehingga pelanggan bisa menonton film dan acara TV melalui layanan streaming yang mereka buat.
Netflix tetap mencoba memperluas dan meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga para pelanggan semakin lama semakin meningkat. Kesuksesan Netflix sejak terjun ke layanan streaming sebenarnya mengalami pasang surut, namun tetap bertahan hingga sukses seperti sekarang.
Netflix Sempat Kehilangan Pelanggan dan Harga Saham Jatuh
Kisah sukses Netflix sama seperti kisah orang sukses pada umumnya, yakni mengalami masa pasang surut. Meskipun Netflix kini dikenal sebagai raja layanan streaming, ternyata perusahaan yang didirikan oleh Reed Hasting ini pernah mengalami kemunduran.
Tepatnya pada tahun 2011, Hastings mencoba sistem bisnis baru, yakni membagi dua perusahaan, menjadi khusus rental DVD dan layanan streaming. Hashting menaikkan harga sewa DVD serta mengubah nama usaha menjadi Qwikster, yang menjadi awal mula kemunduran.
Hal ini ternyata tidak disukai oleh pelanggan, dan membuat Netflix ditinggalkan banyak pelanggannya. Akibatnya harga saham Netflix anjlok, membuat perusahaan berada di ambang krisis.
Hastings kemudian membatalkan rencana tersebut, dan kembali pada konsep bisnis semula. Untuk merebut kembali hati para pelanggan, Hasting mencoba memproduksi konten original Netflix dan menayangkannya secara eksklusif hanya di Netflix.
Serial pertama yang dibuat adalah House of Cards pada tahun 2013, dan sangat laris manis. Bahkan serial tersebut berhasil menyabet penghargaan di Emmy Awards. Sejak saat itu, Netflix konsisten produksi konten original, yang selalu mendapat sambutan hangat.
Kisah Sukses Netflix Berkat Sistem Kerja yang Bebas
Netflix mampu berdiri kokoh di dunia streaming film tidak hanya karena konsep bisnis dan kerja keras saja. Reed Hashting juga menerapkan sistem kerja yang bebas bagi setiap karyawannya, yang diungkap dalam buku berjudul No Rules Rules.
Banyak layanan streaming lain bermunculan, tetapi Netflix tetap menjadi raja layanan streaming. Ternyata kunci kesuksesan Netflix tersebut adalah dalam 3 hal utama yakni :
1. Memaksimalkan Potensi dan Bakat Para Karyawan
Reed hashting sangat sadar bahwa tanpa inovasi, perusahaannya tersebut tidak akan berkembang pesat. Hashting menyadari bahwa setiap orang memiliki bakat dan potensi yang berbeda – beda, oleh karena itu hal tersebut sangat dimanfaatkan dengan baik.
Setiap karyawan di Netflix dipaksa untuk mengeluarkan bakat dan potensi terbaiknya. Perusahaan memfasilitasi hal tersebut, dan diyakini sebagai salah satu kunci Kisah sukses Netflix. Karyawan yang berbakat sangat dihargai sehingga mau mendedikasikan diri untuk perusahaan.
2. Keterbukaan Opini Antara Karyawan dan Manajerial
Netflix membuat sistem kerja di mana posisi jabatan tidak selalu yang menghadirkan opini. Yang paling penting diterapkan adalah keterbukaan opini antara setiap karyawan dan manajerialnya. Setiap karyawan bebas mengemukakan pendapat dan opini mereka untuk kemajuan perusahaan.
Dari hal tersebut, tidak jarang ide – ide cemerlang didapatkan, karena para karyawan bebas mengutarakan apa saja. Reed hasting menyadari bahwa kebebasan kerja yang paling utama.
3. Menghilangkan Kontrol Terhadap Waktu Karyawan dan Uang Perusahaan
Satu hal lagi yang menjadi yang membuat Kisah sukses Netflix semakin menginspirasi adalah Hashting menerapkan sistem kerja yang menghilangkan control terhadap waktu dan uang perusahaan.
Hashting memberikan kebebasan menggunakan waktu liburan dan juga menggunakan uang perusahaan yang jarang terjadi pada perusahaan lain. Karyawan Netflix bebas mengambil waktu libur, dan kembali masuk kerja kapan pun mereka inginkan tanpa ada sanski.
Hal ini justru membuat karyawan semakin total dalam bekerja dan semakin bertanggung jawab. Kebebasan yang diberikan pada karyawan Netflix tidak hanya menumbuhkan sikap tanggung jawab, tetapi juga integritas karyawan untuk perusahaan.
Reed Hastings sendiri juga selalu mengambil jatah libur selama 6 minggu setiap tahunnya, karena baginya liburan sangat penting untuk kesehatan pikiran dan produktivitas.
Kisah sukses Netflix Menjadi Raja di Dunia Streaming
Inovasi yang terus dilakukan Netflix membuat perusahaan ini semakin berkuasa di dunia layanan steaming. Pada tahun 2015, saham Netflix melonjak hingga 9925%, dari harga IPO pada 2002 lalu. Perusahaan Blockbuster yang sempat menolak mereka bahkan bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan Netflix.
Reed Hashting, pendiri Netflix kini dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia versi Forbes, dengan total kekayaan mencapai Rp 85 triliun rupiah. Film dan Serial Original dari Netflix juga telah menyabet berbagai jenis penghargan bergengsi.
Kesuksesan Netflix sulit disaingi oleh pelaku usaha layanan Steaming lain, karena selain melakukan inovasi, Netflix juga terus melahirkan karya – karya berkualitas. Bos Netflix, Reed Hashtings kini juga fokus untuk mengabdi di dunia pendidikan.
Baca Juga : 5 Pengusaha Sukses Indonesia yang Dulunya Hidup Susah
Hashtings kini sudah bisa menikmati hasil kerja keras yang telah dibangun selama ini. Hashting kini lebih sering berkutat dengan kegiatan Filantropi yang disenanginya. Kisah sukses Netflix memberikan gambaran bahwa kesuksesan justru diraih dari inovasi dan kebebasan kerja yang diterapkan.