Mengapa puasa ramadhan itu wajib? Puasa diwajibkan bagi setiap muslim, setiap kali masuk dalam bulan suci Ramadhan. Walau diwajibkan dan menjadi rutinitas setiap bulan ini, nyatanya tidak semua mengerti tujuan dan bagaimana sejarah puasa.
Seperti yang kita tahu, berpuasa merupakan Rukun Islam ketiga, yang memiliki arti menahan diri. Arti lain dari puasa adalah beribadah kepada Tuhan dengan menahan haus dan lapar, juga menahan setiap hal yang bisa membatalkan puasa, dimulai dari matahari terbit hingga terbenam.
Dasar Hukum Berpuasa
Ada beberapa dasar hukum yang bisa menjawab pertanyaan kita, mengapa puasa Ramadhan itu wajib.
Dasar yang pertama adalah Rukun Islam. Puasa adalah rukun yang tiga yang membuat kita sempurna menjadi Islam apabila menjalankan puasa ini. Dasar yang kedua adalah perintah Tuhan. Allah memerintahkan umat-Nya untuk berpuasa Ramadhan sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S. Muhammad.
Dasar yang ketiga adalah puasa menjadi tolak ukur keimanan, seperti dikatakan firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah. Dasar yang keempat adalah Ramadhan merupakan bulan penuh ampunan. Bagi mereka yang berpuasa Ramadhan dengan mengharap pahala dan penuh iman, maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni.
Dasar yang kelima bagi mereka yang berpuasa akan dibukakan pintu surga, seperti sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa setiap orang yang berpuasa akan dijanjikan surga. Juga akan dijauhkan dari api neraka. Dan hal ini menjadi dasar yang keenam. Dasar yang ketujuh mengapa puasa Ramadhan itu wajib yaitu karena Ramadhan adalah bulan penuh berkah.Allah berfirman bahwa di bulan ini, diturunkan Al-Quran yang akan menjadi petunjuk bagi manusia juga penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, yang menjadi pembeda antara yang hak dan yang bathil.
(Baca Juga: Siapa Sajakah Orang yang Diperbolehkan Meninggalkan Puasa Wajib? Ini dia Ulasan Lengkapnya)
Yang menjadi dasar kedelapan mengapa puasa Ramadhan itu wajib adalah karena Ramadhan merupakan bulan bersejarah. Di bulan ini terjadi beberapa peristiwa seperti pembebasan Mekah, perang Badar, juga peristiwa pembebasan Yerusalem. Dasar kesembilan adalah karena di bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadar. Di malam ini, pahala akan dilipat gandakan layaknya seribu bulan.
Dasar kesepuluh adalah puasa akan memberi Anda pahala yang berlipat ganda. Berpuasa berarti melakukan sesuatu untuk Allah, maka Allah akan menjamin bahwa pahala kita akan berlipat ganda dari ibadah ini. Selain itu, puasa juga akan membuat tubuh kita sehat. Ini yang menjadi dasar kesebelas. Bahkan menurut penelitian, orang berpuasa akan punya risiko 58% lebih rendah untuk terkena diabetes dan penyakit jantung.
Dasar yang terakhir mengapa puasa ramadhan itu wajib adalah agar kita lebih sabar juga dapat menjauhkan kita dari maksiat. Di bulan puasa, kita diajak untuk fokus kepada ibadah kita. Juga mengajak agar kita lebih sabar, menghindari hal yang tidak berguna dan yang buruk.
Syarat Wajib dan Sah Berpuasa
Selain mengetahui dasar berpuasa, juga ada syarat wajib dan sah untuk berpuasa Ramadhan. Ada enam syarat yang harus kita penuhi, yaitu yang pertama adalah beragama Islam. Puasa Ramadhan sesungguhnya wajib bagi umat muslim. Syarat selanjutnya adalah berakal sehat. Ibadah puasa Ramadhan harus dilakukan bagi orang yang berakal, tidak dalam gangguan mental. Jadi, apabila dilakukan oleh orang yang tidak sehat atau terkena gangguan mental, maka ibadah ini tidak sah.
Syarat ketiga puasa Ramadhan adalah baligh, artinya puasa ini dilakukan oleh orang yang sudah cukup umur. Baligh juga berarti sudah mengalami pubertas. Syarat keempat adalah mampu. Mampu di sini berarti mampu berpuasa secara jasmani dan rohani. Puasa wajib dan sah dilakukan orang yang tidak sedang sakit, juga tidak dilakukan oleh musafir atau orang yang sedang bepergian jauh. Orang yang dalam kondisi ini bisa mengganti puasa Ramadhan mereka di lain hari, ketika mereka tidak sedang sakit atau bepergian. Mengganti puasa ini harus dilakukan sebelum bulan Ramadhan selanjutnya datang.
(Baca Juga: 10 Tips Puasa: Bagaimana Cara Agar Puasa Lancar?)
Syarat yang lain adalah suci dari nifas dan haid. Syarat ini berlaku khusus wanita dan wajib diganti di waktu-waktu setelah Ramadhan. Syarat yang terakhir adalah mengetahui kapan awal bulan Ramadhan. Awal bulan suci ini ditentukan dengan langsung melihat hilal juga bisa lewat saksi yang bisa dipercaya. Apabila hilal tidak bisa terlihat, maka awal Ramadhan bisa ditentukan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari.
Sejarah Puasa Ramadhan
Setelah kita mengetahui mengapa puasa ramadhan itu wajib, kita akan menggali lebih dalam sejarah puasa Ramadhan. Sejarah puasa di bulan suci ini sesungguhnya bermula dari peristiwa hijrah nabi Muhammad SAW ke Madinah atau juga yang dikenal sebagai negeri Yatsrib. Di tempat inilah awal adanya penyempurnaan syariat Islam di hari yang akan datang. Puasa di bulan Ramadhan diwajibkan untuk Nabi Muhammad dan umatnya dan dilakukan pada bulan Sya’ban tahun kedua kalender Hijriah dengan model dan cara yang persis sama yang dilakukan umat Islam masa kini.
Sebelumnya, umat Islam juga wajib berpuasa pada Hari Asyura atau 10 Muharram, karena di waktu itu Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dari serangan Fir’aun. Puasa dilakukan Nabi Musa sebagai wujud syukur atas keselamatan yang Allah beri. Berdasar peristiwa tersebut, kemudian Nabi Muhammad memerintahkan seluruh umatnya untuk juga berpuasa. Ketika Nabi Muhammad melakukan perjalanan dan tiba di Madinah, didapati orang-orang Yahudi yang juga berpuasa di tanggal tersebut.
Puasa Ramadhan pada awalnya dilakukan dari Isya sampai Maghrib di hari selanjutnya. Jadi setelah berbuka puasa, orang-orang diperbolehkan untuk makan, minum, dan berhubungan suami istri, lalu melakukan shalat Isya dan beristirahat. Setelah Isya dan tidur, kemudian mereka wajib meneruskan puasa sampai berbuka lagi di hari berikutnya. Tentu saja hal ini sangat berat dilakukan, dan tidak sedikit umat yang kemudian melanggarnya.
Maka kemudian Allah SWT menurunkan firman-Nya dalam QS Al-Baqarah ayat 187 yang berbicara bahwa umat Islam boleh minum, makan, dan berhubungan suami istri dengan pasangannya dari Isya sampai waktu subuh. Tentu saja hal ini disambut gembira oleh umat-Nya.
Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Indonesia
Beberapa penjelasan diatas nampaknya menjawab pertanyaan kita mengapa puasa Ramadhan itu wajib. Nah, saat ini kita akan melihat tradisi apa saja yang masyarakat Indonesia lakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentunya memiliki tradisi sendiri dalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan.
Di Aceh, terkenal dengan tradisi Meugang, yaitu memasak daging yang kemudian disantap bersama dengan saudara dan anak yatim piatu. Tradisi ini adalah kewajiban bagi warga Aceh karena dipercaya bahwa anugerah dan rahmat yang didapat selama 11 bulan harus disyukuri dengan hal yang bermanfaat.
Tradisi lain ada di Sumatera Barat yaitu tradisi Balimau, atau mandi dengan dengan menggunakan jeruk nipis. Bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat mandi atau di daerah aliran sungai, tradisi unik ini sering dijumpai. Mandi dengan jeruk nipis dipercaya dapat membersihkan diri lahir dan batin sebelum masuk dalam bulan suci Ramadhan.
Tradisi lain yang juga ada di Sumatera Barat yaitu malamang, kegiatan untuk membuat lemang. Lemang atau lamang dikenal sebagai masakan khas Sumatera Barat yang bahan utamanya adalah ketan. Beras ketan lalu dimasukkan ke buluh bambu yang sebelumnya sudah dialasi daun pisang. Lemang kemudain dibakar sampai matang dan biasa dinikmati di sepanjang bulan Ramadhan.
Di Jawa Barat ada tradisi lain yang tidak kalah unik, namanya Munggahan yang biasa dilakukan satu sampai dua minggu sebelum berpuasa. Di acara ini, orang-orang akan berkumpul dengan keluarganya dan meminta maaf. Gunanya untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.
Apabila pergi ke Jakarta, Anda akan menemui tradisi Nyorog, yaitu tradisi khas Betawi yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan. Budaya ini dilakukan anak-anak muda ditujukan untuk orang yang lebih dewasa, tujuannya untuk meminta restu demi kelancaran ibadah selama bulan Ramadhan. Sedangkan di Surabaya, terdapat upacara Megengan yaitu tradisi mengkonsumsi apem sebagai wujud penyucian diri sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Kata apem dimaknai mirip seperti kata bahasa Arab yaitu afwan yang berarti maaf. Selain memakan apem, orang-orang biasanya akan berziarah ke makam saudaranya untuk mendoakan mendiang saudara-saudara yang meninggal.