Penyebab Utama Perceraian Paling Umum di Indonesia

ketahui apa saja penyebab utama perceraian di Indonesia agar dapat melakukan langkah mitigasi sehingga tidak sampai masuk dalam lingkaran setan
ketahui apa saja penyebab utama perceraian di Indonesia agar dapat melakukan langkah mitigasi sehingga tidak sampai masuk dalam lingkaran setan

Di Indonesia ada banyak penyebab utama perceraian yang membuat kasusnya selalu bertambah setiap tahun. Tentu saja kasus seperti ini cukup buruk untuk memperbaiki generasi masa depan penerus bangsa.

Baca juga : Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Kering Secara Mudah

Jika keluarganya sudah tidak harmonis bagaimana dengan perkembangan anak nantinya. Terlalu banyak orang tidak berpikir secara matang sebelum mereka melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Alasan agama menjadi salah satu pemicu paling sering seseorang menikah di usia cukup muda. Bahkan sudah mengalahkan alasan pernikahan dini karena hamil duluan akibat pergaulan bebas.

Minimnya literasi sekali lagi menjadi salah satu pemicu pernikahan dini yang nantinya juga memicu terjadinya perceraian. Efek domino seperti ini terus saja terulang dan menjadi lingkaran setan di dalam negeri.

Apabila kalian penasaran apa sebenarnya penyebab terjadinya kegagalan rumah tangga, mari kita bahas bersama. Sehingga kalian sebagai pembaca mampu menghindari atau setidaknya berpikir lebih matang ketika hendak melakukan pernikahan.

Kurangnya Kompromi Jadi Penyebab Utama Perceraian

Kurangnya Kompromi Jadi Penyebab Utama Perceraian
Kurangnya Kompromi Jadi Penyebab Utama Perceraian

Ternyata salah satu alasan utama mengapa banyak orang bercerai adalah kurangnya rasa kompromi. Masyarakat Indonesia memang termasuk salah satu dengan tingkat kompromi paling rendah di dunia.

Sehingga adanya sedikit saja perbedaan pola pikir dapat menyulut sebuah permasalahan kompleks. Kemudian edukasi pra nikah yang terjadi di dalam negeri juga sering dijadikan sebagai formalitas belaka.

Bahkan para peserta secara terang-terangan tidak terlalu antusias terhadap agenda tersebut. Penyuluhan terkait kompromi dalam sebuah pernikahan juga cukup jarang menjadi pembahasan utama.

Padahal kurangnya kompromi ini menjadi penyebab utama perceraian di Indonesia terutama daerah pedesaan. Terlalu banyak materi terkait bagaimana menjadi suami atau istri ideal namun tidak mengajarkan bagaimana cara berkompromi.

Ketika dua insan memiliki latar belakang berbeda tentu saja akan terdapat cukup banyak perbedaan. Baik sudah diketahui maupun belum selama masa pengenalan pra nikah, semua itu harus dipersiapkan secara matang.

Kebanyakan pasangan terutama usia muda mengalami shock saat mengetahui adanya perbedaan tersebut. Sehingga rasa kurang nyaman mengalahkan rasa cinta dari mereka berdua yang menjadi alasan naik ke pelaminan.

Kebanyakan orang terlalu munafik untuk mencoba berkompromi dengan kehidupannya, sehingga menjadi penyebab utama perceraian. Padahal di era modern seperti sekarang modal paling penting mempertahankan pernikahan adalah kompromi.

Boleh saja kalian sebagai pasangan kurang dari sisi finansial, namun ketika keduanya bisa saling berkompromi perpisahan tentu bukan opsi. Masing-masing pihak harus bisa saling memberikan dukungan baik moral maupun materi.

Tanpa adanya rasa kompromi tentu salah satu pihak nantinya pasti akan mengalami breakdown. Jika itu sudah terjadi maka perpisahan antara kedua insan jelas tidak dapat dihindarkan lagi.

Masalah Komunikasi Juga Penyebab Utama Perceraian 

Masalah Komunikasi Juga Penyebab Utama Perceraian 
Masalah Komunikasi Juga Penyebab Utama Perceraian

Kemudian alasan berikutnya yang menjadi pemicu retaknya rumah tangga adalah buruknya komunikasi. Berikut ini adalah beberapa contoh paling sering terjadi di rumah tangga sehingga berujung pada perpisahan.

  • Kurang Terbuka dalam Kekurangan Masing-masing Individu 

Orang Indonesia memang paling buruk dalam mengakui kekurangan mereka kepada orang lain. Padahal jika kita tinjau secara lebih dalam, tidak ada salahnya mengakui kekurangan dan kekalahan terhadap aspek tertentu.

Sampai pada sebuah titik jenuh, kurangnya keterbukaan akan menjadi penyebab utama perceraian. Titik jenuh ini tidak bisa kita pastikan kapan waktunya, itu akan menjadi bom waktu yang siap meledak saat ada pemicunya.

  • Kurang Terbuka pada Preferensi Seksual 

Mengkomunikasikan diri terkait preferensi seksual terhadap pasangan juga menjadi hal tabu di Indonesia. Padahal sudah sewajarnya pasangan suami istri saling mengerti bagaimana preferensi seksual masing-masing pasangannya.

Masalah seperti ini kembali lagi kepada pandangan tabu masyarakat terhadap aktivitas seksual. Terlalu lama pembahasan seks menjadi hal tabu sehingga ketika sudah menikah mereka masih canggung membahasnya.

Cukup sering masalah kurang puasnya urusan ranjang ini menjadi penyebab utama perceraian. Jadi kalian memang harus lebih terbuka lagi untuk mengutarakan seperti apa preferensi seksual dengan pasangan.

Komunikasi secara terbuka dan saling mengerti akan menjadi salah satu kunci penting mencapainya. Jika kita hanya pasif dan saling memendam satu sama lain jelas nantinya hanya keburukan datang menghampiri.

  • Komunikasi Terkait Masalah Pribadi Masih Kurang 

Jika salah satu pasangan memiliki permasalahan lebih umum memendamnya seorang diri. Padahal sudah sewajarnya antara suami istri saling berbagi keresahan agar nantinya tidak terjadi perselisihan.

Aspek Finansial Jadi Penyebab Utama Perceraian 

Aspek Finansial Jadi Penyebab Utama Perceraian 
Aspek Finansial Jadi Penyebab Utama Perceraian

Tidak kalah krusial aspek finansial menjadi salah satu pemicu retaknya rumah tangga. Baik di desa atau kota lagi-lagi uang adalah tolak ukur paling penting guna menjaga harmonisnya rumah tangga.

Lalu bagaimana sebaiknya kita menyikapi ketika badai finansial ini menyerang saat sudah menikah. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai dinding guna mempertahankan sebuah hubungan.

  • Keterbukaan Terkait Situasi Finansial 

Pastikan sebelum masalah finansial ini masuk dalam stadium akhir sudah ada komunikasi antara dua belah pihak. Tujuannya sederhana mencari jalan tengah terkait masalah dapur agar tetap bisa menyediakan nasi di atas meja.

Kurang terbukanya masalah finansial menjadi penyebab utama perceraian di Indonesia secara umum. Kasus dimana seorang suami merasa malu karena penghasilannya rendah sudah terlalu sering kita dengar.

Bukankah ketika hendak membangun sebuah keluarga dua belah pihak harus ikut berjuang bersama. Stigma dimana laki-laki harus menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga rasanya sekarang sudah kurang relevan.

  • Saling Membantu Mengangkat Kondisi Finansial 

Baik suami atau istri sudah sewajarnya saling bahu-membahu mengangkat kondisi finansial keluarganya. Kasus paling parah misalnya suami di PHK kemudian pengangguran, tidak masalah istri mencoba mencari uang dengan menjadi buruh cuci.

Terkadang sempitnya mindset bahu-membahu memajukan ekonomi ini jadi penyebab utama perceraian. Padahal ketika kita melihat lebih luas kebutuhan hidup di era sekarang memang sangat tinggi.

Hampir mustahil mengandalkan penghasilan UMR dari suami seorang untuk memenuhi kebutuhan dapur. Kebutuhan dapur memang dapat dipenuhi suami seorang diri namun taraf hidup keluarganya jelas kurang sejahtera.

Ketidakseimbangan Peran dan Tanggung Jawab

Menyeimbangkan peran dan tanggung jawab antara suami istri saat membangun keluarga itu sangat sulit. Terutama ketika kita berurusan dengan masyarakat yang masih memiliki pola pikir kurang adaptif.

Masyarakat Indonesia terlalu suka memegang teguh stigma atau budaya dulu meskipun itu sudah tidak relevan lagi. Misalnya salah satu hal sepele adalah pembagian tugas mengurus rumah.

Tugas tersebut selalu identik pada wanita walaupun dia sebenarnya sudah bekerja di siang hari. Tahukah kalian para lelaki bahwa urusan rumah tangga itu sangat melelahkan dan cukup menyulut emosi.

Apabila tidak ada rasa saling peduli untuk berbagi peran dan tanggung jawab, jelas keharmonisan akan terganggu. Sepertinya masalah ini memang cukup sepele, padahal dampaknya sangat signifikan.

Kasus ini bisa jadi penyebab utama perceraian apabila suami tidak menyadarinya. Sekali lagi perlu ada komunikasi secara terbuka antara pasangan sehingga masing-masing dapat berbagi tugas secara seimbang.

Adil adalah kata yang terlalu berat untuk diimplementasikan di kehidupan modern seperti sekarang. Jika kalian tidak bisa adil, setidaknya lakukan pembagian secara seimbang agar timbul rasa saling bekerjasama.

Ketika rasa membutuhkan satu sama lain ditambah dengan kompromi ini sudah timbul, jelas keharmonisan akan muncul. Jangan anggap sepele masalah pembagian tugas rumah tangga baik itu bagi suami atau istri.

Konflik Keluarga dan Campur Tangan Pihak Ketiga 

Ini adalah penyebab utama perceraian yang sekarang tidak hanya menyerang warga desa namun juga perkotaan. Biasanya ada salah satu pihak keluarga yang masih ingin ikut campur dalam mengurus rumah tangga.

Padahal ketika dua insan sudah menikah, sewajarnya mereka menghadapi permasalahannya sendiri. Apabila pihak keluarga terlalu campur tangan justru akan timbul rasa dihargai dari sisi tertentu.

Akhirnya akan muncul rasa tidak nyaman yang nantinya akan menjadi sebuah bibit perceraian. Apalagi ketika kita melihat cukup banyak kasus keluarga memang benar-benar terlalu absurd untuk dibicarakan.

Misalnya pasangan suami istri salah satu memiliki latar belakang keluarga deadwood dan sangat menguras finansial. Tentu hal ini akan membuat stress pasangan yang nantinya jelas berujung pada perceraian.

Namun parahnya di Indonesia, kasus seperti ini justru sering dianggap sebelah mata. Tekanan mental atau stress seolah hanya menjadi sebuah pembelaan atas ketidakmampuan seseorang menghadapi cobaan.

Tahukah kalian bahwa sebuah jargon tuhan tidak memberikan cobaan lebih berat bagi hambanya sekarang sudah kurang relevan. Paling benar adalah badai selalu berlalu lalang dalam kehidupan manusia, bukannya pasti berlalu.

Beberapa pembahasan tadi mungkin akan cukup tabu apabila dibicarakan oleh pasangan tertentu. Ada berbagai faktor yang membuat kerukunan keluarga di Indonesia ini menjadi masalah pelik seperti benang kusut.

Baca juga : Penyebab Gagal Ginjal Akut dan Penanganan Tepatnya

Mulai dari suku, agama, ras, lingkungan, ego, sampai psikis seseorang bisa mempengaruhinya. Namun ada dua aspek penyebab utama perceraian di Indonesia paling umum yaitu komunikasi dan kompromi.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts