Zero waste lifestyle merupakan sebuah gaya hidup di mana Anda dituntut untuk melakukan perubahan besar dalam hidup. Mengurangi kebiasaan menggunakan limbah plastik sejak sekarang. Sehingga, tempat pembuangan sampah tidak meluap.
Seperti diketahui, masalah utama pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia yang tidak bisa lepas dari plastik. Serta kebiasaan mereka membuangnya sembarang tempat terutama di lautan hingga, hewan laut memakannya.
Pencemaran seperti ini lama kelamaan akan merusak ekosistem serta rantai makanan. Bukan hanya hewan, melainkan manusia juga. Coba saja bayangkan jika, Anda selalu membuang botol di lautan, di makan ikan.
Kemudian, Ikan tersebut di tangkap nelayan lalu, di beli. Secara otomatis pembeli tersebut sedang menikmati hasil tangkapan laut yang sudah terkontaminasi limbah. Apakah sehat? tentu saja tidak cenderung berbahaya.
Dari kenyataan termasuk beberapa orang mencoba melakukan gerakan Zero waste lifestyle. Artinya jangan sampai menggunakan barang satu kali pakai. Usahakan dapat digunakan kembali sehingga, penumpukan sampah dapat dihindari.
Misalnya, Anda membeli botol minuman. Sebenarnya, masih bisa digunakan kembali untuk tempat air selanjutnya. Sayangnya, banyak orang tidak melakukannya dan langsung buang begitu saja. Berbeda jika, membeli botol sendiri.
Contohnya saja Tumbler, tidak mungkin bukan setelah selesai minum langsung dibuang. Mengingat harganya begitu tinggi, desain unik, serta gambar lucu. Ini adalah langkah kecil melakukan kebiasaan tersebut sejak dini.
Kesulitan Penerapan Zero Waste Lifestyle
Bukan hanya mereka yang peduli terhadap pencemaran lingkungan saja. Hampir semua orang di dunia ini bahkan, sulit menerapkan pola tanpa harus terbuang satu saja. Apakah itu pesimis karena, belum mencoba?
Bukan, hal tersebut adalah realitas yang terjadi sejak sekarang. Bahkan, beberapa orang sudah paham kalau sampah plastik ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Hanya saja terjebak dengan kata, “Mau bagaimana lagi.”
Artinya, hampir semua pelayanan produk tidak lepas dari bahan tersebut. Dari barang paling murah seperti styrofoam atau tempat makan merupakan limbah. Sulit diuraikan saat berada di alam.
Bukan sulit lebih tepatnya, perlu waktu hingga ratusan tahun. Kenyataan tersebut menyebabkan dampak terbesar pencemaran alam hingga, beberapa bencana juga sering terjadi seperti banjir karena, penyumbatan sungai terjadi.
(Baca Juga: Gaya Hidup Konsumtif Punya Banyak Sekali Dampak Negatif)
Langkah menuju ke Zero waste lifestyle susah dilakukan oleh banyak orang karena, beberapa produsen mahal misalnya, handphone dan lainnya juga menggunakan plastik sebagai bahan utama.
Kenyataan ini juga diperparah saat seluruh swalayan masih memakainya. Parahnya lagi, hanya beberapa melakukan penerapan penambahan uang untuk peduli lingkungan. Sayangnya, hanya Rp200 saja sepertinya kebijakan ini sia-sia.
Karena, harga Rp200 termasuk sangat murah dibandingkan mereka harus membeli Eco bag seharga Rp6 ribu sampai Rp 10 ribu. Sudah tahu selisihnya berapa? Kalau Anda sendiri mau pilih mana, plastik konvensional?
Jika, kesadaran masih sangat kurang kemudian, fakta mengenai kebijakan soal sampah plastik masih belum dilakukan secara tegas. Berikut, beberapa alasan lain mengapa setiap orang sulit melakukan penerapan gaya hidup ini.
Tidak Peduli Tentang Zero Waste Lifestyle
Berbagai media sudah memberikan kondisi terkini mengenai menumpuknya berbagai TPA. Hal ini membuatnya semakin menggunung bahkan, akan jadi masalah baru bagi pemerintah. Sayangnya, mereka kurang peduli akan hal tersebut.
Beberapa masyarakat menjalankan pola pikir kalau semua itu adalah urusan serta tanggung jawab pemerintah. Jika, dilihat kembali sebenarnya Anda juga turut andil dampak semakin meluasnya TPA ini cukup besar.
Terutama masalah lahan, coba saja bayangkan kalau mulai sekarang 8 dari 10 orang saja melakukan penerapan gaya hidup baru, tanpa ada yang terbuang. Pengurangan lahan untuk pembuangan pasti dapat dilakukan.
Bahkan, area luas itu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain misalnya, perumahan rakyat, atau taman penghijauan dan masih banyak lagi. Penerapan Zero waste lifestyle akan berdampak pada anggaran.
Mengelola limbah sebegitu banyak setiap hari membutuhkan biaya tidak sedikit. Angkanya bisa saja mencapai miliaran Rupiah. Apalagi, Indonesia ini negara besar di mana fakta lain menyebutkan mereka konsumtif.
Penggunaan sampah tidak mungkin dihindari. Apalagi, selama pandemi gerakan berbelanja online semakin gencar. Hal ini menaruh kenyataan cukup memprihatinkan karena, penggunaannya bertambah berkali lipat.
Penerapan Zero Waste Mahal dan Merugikan
Membuat kebiasaan tanpa sampah sebenarnya harus dimulai dari sendiri hanya saja, industri juga turut berperan besar. Dalam dunia bisnis, pasti hanya berpikir untung serta rugi saja. Kepedulian hanya sebagai fasilitas.
Bisa ditambahkan jika, memang konsumen menyukai hanya saja akan dikurangi bila memang merugikan pihak pabrik. Dari data dan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa, industri mendorong sukar menerapkan gaya hidup baru.
Dari segi bisnis penggunaan plastik harus diakui paling murah diantara kantong lainnya. Bahkan, angkanya bisa mencapai 90% dari cost per bulan. Bila menggantinya rasanya tidak mungkin.
Contohnya, mengganti cup dengan tumbler. Seperti diketahui harga botol tersebut sudah sangat tinggi. Lalu, pihak perusahaan ingin menjual harga berapa? Memang, bonus tempat minum lucu dan keren.
Hanya, harga bayarnya jadi melonjak sampai dua kalinya. Hal itu juga akan jadi sia-sia kalau penggeraknya hanya berasal dari satu toko. Tetapi, lainnya tetap sama memakai cup seperti biasa.
Pasti orang akan beralih membeli ke lainnya. Kalau sudah begini perusahaan tersebut mengalami kerugian. Menggunakan cara apa saja kalau memang tidak sama dengan harga biasanya tetap saja.
Cara Melakukan Zero Waste Lifestyle
Berbagai fakta di lapangan memang menyebabkan gaya hidup tanpa adanya sampah seperti ini sukar sekali dilakukan. Tetapi, dengan keinginan kuat pasti semua orang bisa melakukannya. Coba lihat dulu kondisinya sekarang.
Pencemaran air akan jadi masalah untuk manusia di kemudian hari bila hal tersebut tidak dapat ditanggulangi. Dengan pencemaran tersebut, kondisinya akan sangat sulit. ditambah fakta menyebutkan air tawar sedikit.
Apakah setiap orang dapat melakukan gaya hidup seperti ini? Jawabannya adalah mampu dan bisa sekali. Begini, beberapa langkah yang harus dilakukan sejak sekarang usahakan jangan pernah menundanya.
(Baca Juga: Tips Raih Sukses Bagi Anak Muda Usia 20-an ke Atas)
Zero Waste Lifestyle dari yang Kecil
Semua pekerjaan dan kebiasaan itu dapat dimulai dari kecil dulu. Kemudian, berkembang menjadi besar. Contoh kecil melakukan kegiatan ini adalah dari Rumah. Terutama dapur, di mana tissue sering jadi bahannya.
Untuk membersihkan apa saja termasuk perabotan usahakan menggantinya. Jangan lagi menggunakan tissue karena, salah satu limbah sulit terurai di alam. Beli saja beberapa kain lap kemudian kelola pemakaiannya.
Perabotan masak memakai warna putih, atau kain dengan bahan bagus. Kecuali untuk masakan, seperti mengurangi kadar minyak dalam makanan. Belum ada teknologi kain mampu menyerap minyak dengan baik.
Memang masih memakainya tetapi, penggunaannya dibatasi bukan. Biasanya Anda membeli dua pack setiap bulan menjadi satu saja karena, sudah beralih. Jika dihitung dari segi budget pasti jauh lebih murah.
Tidak signifikan bila diperhitungkan per bulan setidaknya Rp5 ribu. Hanya saja kalau beberapa hal lain Anda dapat menerapkannya. Sudah berapa penghematan bisa dilakukan. Uang kecil tersebut dapat digunakan keperluan lain.
Membeli kebutuhan lainnya atau ditabung. kebiasaan kecil ini memang berdampak cukup besar ke lainnya. Selanjutnya, beli kantong belanja saja. memang mahal tetapi, perlu diingat kegunaannya lebih dari satu kali.
Jika, berbelanja selalu mengeluarkan uang Rp2 ribu untuk kantong setiap bulan. Maka dalam satu tahun jumlahnya Rp24 ribu. Angka ini hampir sama bila membeli eco bag seharga Rp10 ribu.
Zero Waste Lifestyle dengan Hindari Sisa
Satu poin penting dari penerapan kebiasaan ini adalah dapat menghindari barang sisa. Contohnya, saat membeli tas eco bag harga Rp10 ribu dapat dua. Ternyata, kantong melebihi kapasitas.
Untuk pembelanjaan berikutnya, pasti akan dikurangi. Pengurangan tersebut ternyata meminimalisir Anda membuang makanan karena, terlalu lama tersimpan dalam kulkas. Sebenarnya, sisa makanan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman.
Sayangnya, setiap orang pasti malas untuk mengolahnya. Karena, semua itu butuh waktu serta berbagai peralatannya cukup mahal. Tetapi, kalau bisa mengolahnya, dapat jadi ladang bisnis menguntungkan karena, murah.
Penerapan gaya hidup tanpa membuang sampah ini memang terlihat mudah. Tetapi, coba saja diterapkan pada kehidupan sehari-hari, pasti sulit. Contoh terbesarnya adalah penggunaan straw. Pasti masih menggunakannya sampai sekarang.
Perlu penekanan dalam diri untuk melakukannya. Jangan memandang orang lain, mulai saja dari diri sendiri. Zero waste lifestyle solusi terbaik mengurangi pengeluaran dan membantu mencegah pencemaran lingkungan yang sudah meresahkan.