Saat ini pemerintah sedang menyoroti adanya varian baru virus corona yakni Omicron. Kamis lalu, 26 November 2021 di Afrika Selatan telah memberikan pengumuman jika ada varian virus baru di Botswana.
Mengamati adanya mutasi baru lagi dari covid, WHO sebagai badan kesehatan dunia juga meningkatkan adanya status varian terbaru jadi variant of concern. Di mana mulai diperhatikan dan dipelajari lebih detailnya.
Jenis Omicron ini sendiri digadang-gadang mengandung sebanyak 50 mutasi. Di mana hal itu bisa berpengaruh pada level kecepatan untuk proses penularan virus agar bisa menghindari antibodi dari vaksin.
Bahkan hingga sekarang sudah ada sebanyak 13 negara yang melaporkan jika ada kasus baru dengan kemungkinan karena virus terbaru tersebut. Jadi pemerintah semakin waspada terhadap munculnya jenis terbaru ini.
Baca Juga : Penting! Cara Menjaga Kesehatan di Rumah Selama Pandemi COVID-19
Selain di Afrika Selatan dan Botswana, ada juga kasus di Hongkong, Jerman, Inggris, Israel, Australia, serta Belgia. Walaupun kasus serupa di Indonesia masih belum ditemukan, maka pemerintah juga mengambil langkah.
Varian terbaru dengan kode B.1.1.529 ini memang pertama kali dilaporkan muncul di Afrika Selatan dan menjadi kategori variant of concern. Di mana varian ini termasuk kategori paling tinggi untuk virus covid.
Hal tersebut dilihat dari berbagai sisi, baik dari gejala yang ditimbulkan, tingkat penularannya, risiko menginfeksi kembali, hingga kinerja vaksin terpengaruh. Sebelumnya juga sudah ada beberapa variasi di mana penyebarannya cukup cepat.
Beda Varian Baru Virus Corona dari Sebelumnya
Lantas apa perbedaan varian terbaru ini dengan yang sebelumnya? Omicron ini punya kurang lebih 30 mutasi di mana hal itu terjadi dalam protein spike pada tubuh seseorang.
Bagian dari virus yang bentuknya mirip tonjolan paku tersebut dipakai virus agar bisa mengikat sel-sel dalam tubuh seseorang. Mutasi ini juga termasuk paling banyak jumlahnya dari semua varian yang sudah ada.
Karena banyaknya mutasi yang dilakukan, maka proses penyebarannya juga bisa makin lebih cepat dari sebelumnya. Bahkan hanya perlu waktu 17 hari saja para peneliti bisa menyimpulkan varian terbaru ini dalam VoC.
Beda dengan varian sebelumnya yang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk bisa menempatkannya kedalam kategori VoC (variant of concern). Lantas sejauh mana virus baru ini bisa mempengaruhi kinerja dari vaksin?
Munculnya virus dengan variasi baru ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai kinerja dari vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat. Kemungkinan-kemungkinan terus disampaikan karena hal ini masih dalam tahap penelitian.
Seperti misalnya kemungkinan akan manjur tidaknya vaksin sudah tidak ada jika seseorang terpapar varian baru virus corona ini atau bisa juga sebaliknya. Jadi memang masih belum pasti bagaimana kinerjanya.
Akan tetapi, hingga saat ini masih belum jelas mengenai bagaimana pengaruh kinerja vaksin dari mutasi protein spike. Meskipun sekarang masih dalam proses penelitian, namun sudah banyak yang menyebutkan beberapa rumor.
Di mana jika seseorang terpapar, maka akan lebih mudah menularkan kepada orang lain. Selain itu juga kemungkinan besar orang tersebut terinfeksi kembali lebih besar jika sudah pernah terpapar sekali.
Gejala Varian Baru Virus Corona
Infeksi dari covid-19 yang dikarenakan jenis terbaru omicron ini besar kemungkinannya disebabkan adanya gejala yang ringan dan tidak biasa. Hal tersebut diungkapkan oleh dokter Afrika Selatan yang pertama kali menanganinya.
Salah satu dokter yang gabung dalam ikatan dokter anak Indonesia juga mengungkapkan jika varian teranyar ini dapat menyebar dengan sangat cepat. Bahkan levelnya lebih cepat dibandingkan varian delta.
Apalagi varian terbaru tersebut punya gejala di mana tidak berbeda jauh dengan jenis virus lain ketika yang diserang adalah anak-anak. Gejala umum yang dapat dirasakan ialah sakit kepala, kelelahan, dan gejala lain.
Varian baru virus corona ini memang tidak beda dengan covid-19 varian lain. Namun yang menjadi pembedanya ialah pada tahap tingkat mutasinya, di mana omicron lebih besar dan jumlahnya cukup tinggi.
Sehingga hal itu menyebabkan proses penularan jadi lebih cepat, meskipun gejala yang ditimbulkan cukup ringan. Hal ini juga tidak mungkin jika tidak dites, sebab itu sangat penting agar bisa tahu.
Anda bisa melakukan test pcr atau antigen untuk mengetahui apakah terpapar. Agar dapat tahu varian dari virusnya, maka harus dilakukan uji lab dengan membawa sampel-nya ke pusat.
Dokter yang pertama kali menangani varian omicron di Afrika Selatan mengungkapkan jika gejala pasiannya hanya lelah dua hari, sakit kepala, dan nyeri tubuh. Itu merupakan gejala norma jika seseorang terinfeksi virus.
Langkah yang Diambil oleh Pemerintah
Pastinya sejak munculnya kasus mengenai varian baru virus corona ini pemerintah Indonesia memberlakukan beberapa aturan. Hal ini dilakukan supaya masalah tersebut tidak sampai masuk ke Indonesia, beberapa aturan tersebut adalah:
- Larangan orang asing yang punya track record pernah berkunjung ke Afrika bagian Selatan, seperti Nigeria, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Namibia, Lesotho, Eswatini, dan ada tambahan negara lain yakni Hongkong.
- Selain itu pihak pemerintah juga memberhentikan sementara pengeluaran visa tinggal terbatas serta visa kunjungan untuk WNA tersebut. Jadi jika ada orang berkunjung dari negara tersebut, akan langsung ditolak pihak imigrasi.
- Akan tetapi jika ada WNI yang sekurang-kurangnya 14 hari pernah berkunjung ke negara tersebut, maka harus karantina. Di mana karantina ini berbeda dari sebelumnya yakni 14×24 jam dan dua kali test PCR.
Diharapkan semua kantor untuk karantina baik di darat, laut, atau udara bisa bekerja lebih keras lagi. Semua kedatangan internasional akan di tes PCR dan karantina sesuai durasi yang ditentukan.
Walaupun varian baru virus corona ini sudah terdeteksi, namun Indonesia masih belum menutup perjalanan yang dilakukan dari negara lain. Perkembangan masalah ini akan diteliti lebih lanjut lagi.
Jadi diharapkan masyarakat tidak terlalu beraksi dengan terburu-buru. Sebab masih ada banyak hal yang belum diketahui secara pasti mengenai varian dari virus terbaru corona ini, jadi akan dilakukan evaluasi berkala.
Tidak Ada Lockdown di Indonesia
Dari beberapa hal dilakukan pemerintah tersebut, masih ada kebijakan lain yang diambil oleh pemerintah. Satu diantaranya ialah tidak memberlakukan kegiatan lockdown seperti yang sebelumnya pernah dilakukan di tipe variasi lain.
Pemerintah tidak akan memberlakukan lockdown, di mana fungsinya ialah agar bisa mencegah virus Omicron ini menyebar. Apalagi mencontoh beberapa negara saat mengatasi masalah varian delta membuktikan jika tidak berhasil menekan penyebaran.
Menangani masalah varian baru virus corona ini, memang jika hanya lockdown tidak membuat lantas masalah selesai begitu saja. Namun pemerintah akan melakukan kembali pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Sebab dengan adanya kebijakan tersebut, maka pembatasan aktifitas bisa dilakukan sejalan dengan kegiatan perekonomian masyarakat. Sehingga dengan pengalaman sebelumnya, maka pemerintah tidak akan memberlakukan lockdown sebagai solusi terbaiknya.
Ditambah lagi ketika negara lain menerapkan lockdown, justru semakin banyak muncul serangan masyarakat yang terpapar virus. Jadi hal itu belum tentu bisa menyelesaikan masalah, bahkan dapat menambah masalah.
Tetap saja, dengan adanya varian baru virus corona ini pemerintah beserta masyarakat Indonesia jadi khawatir. Apalagi dengan banyaknya rumor negatif yang beredar membuat rasa takut semakin bertambah.
Varian terbaru ini juga masih dalam proses penelitian secara mendalam. Mengenai bagaimana proses penularan, mempengaruhi kinerja vaksin, hingga terpaparnya masih perlu banyak evaluasi lagi, jadi belum bisa dipastikan.
Jangan Panik dan Tetap Tenang
Pemerintah juga meminta agar masyarakat tidak terlalu panik dalam merespon adanya varian baru virus corona ini. Sebaiknya Anda tidak panik dan terburu-buru ambil keputusan dalam menanggapi masalah ini
Apalagi hal tersebut masih belum ada data pastinya bagaimana, jadi jangan langsung mengambil kebijakan lain. Pemerintah bahkan memberikan kepastian pada masyarakat mengenai kasus pandemi covid-19 ini.
Di mana dunia dan Indonesia sudah bisa lebih cepat mengidentifikasi tiap ada muncul varian terbaru dari virus covid-19. Tentunya hal tersebut tidak terlepas dari adanya kapasitas lab yang sangat mendukung.
Sehingga untuk mengidentifikasi virus dengan varian terbaru bisa dilakukan dengan lebih mudah. Dengan demikian, jika ada jenis virus covid-19 terbaru, maka pemerintah bisa langsung gerak dan menjalankan proses antisipasinya.
Panik berlebihan hanya akan menyebabkan masalah baru dalam masyarakat. Apalagi jika hal seperti awal pandemi terjadi yakni banyak orang menimbun bahan makanan dan lainnya, menyebabkan harga melambung.
Baca Juga : Olahraga Yang Membantu Meningkatkan Imun Tubuh
Saat ini hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus ini ialah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, serta rutin mencuci tangan dengan sabun.
Dari pengalaman sebelumnya saat menghadapi varian delta, jika masyarakat saling bantu, maka tidak perlu khawatir. Jadi pastikan untuk tetap menerapkan apa yang sebelumnya sudah menjadi aturan pemerintah.
Hingga saat ini masih belum jelas kapan berakhirnya pandemi covid-19, karena mutasi virus bisa saja terus terjadi. Bisa saja nanti muncul varian baru virus corona setelah Omicron.