Penghapusan Angka Nol pada Rupiah Ketahui Proses dan Dampaknya

Penghapusan angka nol pada rupiah

Penghapusan angka nol pada rupiah disebut sebagai salah satu rencana pemerintah bersama bank Indonesia. Kalian pasti pernah berpikir mengapa uang rupiah Indonesia paling kecil adalah 100, bukan 1. Memang uang Indonesia paling kecil tidak sama seperti negara lainnya.

Baca Juga : Cara Cek Resi SiCepat Mudah Tanpa Ribet

Di Amerika, Jepang dan beberapa negara terkenal lainnya, selalu memiliki uang terendah yaitu 1 dollar, 1 yen, 1 baht dan lainnya. Sehingga mulai bermunculan berita tentang penghapusan angka nol untuk uang Indonesia yang katanya akan diresmikan setelah pilpres 2024 mendatang.

Mendengar berita tentang penghapusan angka nol pada rupiah mungkin membuat kalian berpikir mengapa pemerintah mau melakukannya, serta apa tujuan dan dampak yang akan dihasilkan dengan adanya penghapusan angka nol tersebut.

Jika kalian belum pernah belajar tentang apa saja tujuan, tahapan dan dampak dari penghapusan angka nol, sebaiknya kalian pahami dulu penjelasan detail berikut ini.

Tujuan Penghapusan Angka Nol pada Rupiah

Penghapusan angka nol pada rupiah

Menurut berita, menghapus angka nol pada mata uang Indonesia sangat perlu untuk memperkecil jumlahnya. Penghapusan ini akan dilakukan untuk 3 angka nol di belakang, misalnya 1000 menjadi 1, 2000 menjadi 2, 5000 menjadi 5, 10.000 menjadi 10, dan seterusnya.

Sebelumnya, kalian harus tahu bahwa penghapusan angka nol pada rupiah ini memiliki nama lain, yaitu redenominasi rupiah. Redenominasi sendiri memiliki tujuan utama yaitu memudahkan dan menyederhanakan sistem keuangan di Indonesia, karena jumlahnya kecil.

Seperti contoh ketika kalian memiliki tabungan hingga jutaan, pasti kalian pernah merasa bingung dengan banyaknya angka nol di belakang, sehingga membuat bingung apakah jumlahnya sudah mencapai jutaan, milyaran atau masih ratusan.

Pemerintah dan jajaran lainnya yang berhubungan dengan keuangan juga pasti pernah merasa sulit karenanya banyaknya angka nol tersebut. Sehingga dengan adanya redenominasi, diharapkan semua kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan keuangan jadi lebih mudah.

Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan citra atau kredibilitas mata uang Indonesia. Seperti halnya mata uang negara lain, mata uang di luar sana selalu memiliki citra yang baik. Sehingga kemungkinan citra rupiah juga bisa lebih baik setelah penghapusan angka nol pada rupiah.

Tidak heran jika mulai bermunculan berita tentang redenominasi pada mata uang Indonesia, karena tujuannya juga bisa bermanfaat bagi keuangan Indonesia. Meskipun hingga kini, masih belum ada kabar lebih lanjut mengenai undang – undang peresmian kegiatan redenominasi.

3 Proses Penghapusan Angka Nol pada Rupiah

Melakukan redenominasi juga membutuhkan serangkaian proses. Dengan kata lain, kegiatan ini tidak bisa terlaksana begitu saja tanpa melewati beberapa proses yang seharusnya. Kalian harus tahu beberapa proses untuk melakukan redenominasi pada mata uang Indonesia.

Pengesahan Undang – Undang

Langkah pertama adalah dengan pengesahan undang – undang tentang redenominasi. Undang – undang ini nantinya akan menjadi bahan utama rapat bagi Lembaga yang berwenang. Kemudian, setelah undang – undang sudah terumuskan, akan diajukan ke pemerintah pusat.

Pemerintah pusat memiliki wewenang untuk mengesahkan undang – undang tersebut. Jika pemerintah pusat sudah melakukan pengesahan, maka undang – undang tentang redenominasi akan masuk ke dalam undang – undang Indonesia, serta harus terlaksana seperti seharusnya.

Masa Transisi

Setelah pengesahan undang – undang tentang penghapusan angka nol pada rupiah, selanjutnya pemerintah beserta jajarannya yang bertanggung jawab dalam masalah keuangan, harus merealisasikan undang – undang ini. Jajaran tersebut misalnya BI dan menteri keuangan.

BI dan menteri keuangan mulai merumuskan dan mewujudkan percetakan uang baru, yaitu 3 angka nol di belakang sudah dihapuskan. Kemudian uang baru tersebut akan mulai beredar ke pedagang, penerima gaji dan sejenisnya. Proses ini memiliki nama lain yaitu masa transisi.

Masa Penerapan

Proses terakhir adalah masa penerapan. Pada masa ini, seharusnya semua rakyat Indonesia sekaligus pemerintah sudah memegang uang baru atau uang lama sudah tidak berfungsi lagi. Jadi peredaran uang baru sudah berjalan lancar.

Masa penerapan ini biasanya membutuhkan waktu agak lama, karena pergantian antara uang baru dan lama tidak bisa terjadi hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun saja. Penyebabnya adalah jumlah uang lama yang sudah tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

Setelah melewati semua tahapan tersebut dengan baik, maka perubahan angka nol untuk mata uang Indonesia seharusnya sudah berjalan lancar. Tentunya, kegiatan redenominasi ini juga membutuhkan kerja sama dari masyarakat Indonesia, tidak hanya upaya dari pemerintah saja.

5 Dampak Penghapusan Angka Nol pada Rupiah

Penghapusan angka nol pada rupiah

Melakukan redenominasi juga memiliki dampak untuk Indonesia. Hal ini wajar saja, karena setiap kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan dan keuangan, pasti memiliki dampak. Berikut adalah beberapa dampak redenominasi, baik yang positif dan negatif.

Pembulatan Nominal

Pembulatan nominal merupakan kejadian membulatkan uang ke nominal yang lebih besar. Hal ini karena pemecahan uang tanpa banyak nol di belakang sulit dilakukan. Misalnya ada barang dengan harga 1,7 rupiah, karena tidak ada pecahan uang 1,7 maka akan dibulatkan menjadi 2.

Sebenarnya, dampak dari penghapusan angka nol pada rupiah ini bisa berarti positif dan negatif. Penjual barang atau pedagang akan menjadi orang yang merasakan dampak ini sebagai sesuatu yang positif, karena akan mendapat untung dengan pembulatan nominal itu.

Sedangkan bagi pembeli, tentu saja akan merasa rugi, karena pembulatan nominal ke angka lebih tinggi terasa seperti kenaikan harga. Meskipun pembulatannya tidak berjumlah banyak, namun jika sering terjadi, pasti akan mulai terasa seperti dampak negatif bagi para pembeli.

Kredibilitas Mata Uang Rupiah Meningkat

Bagi mata uang Indonesia, redenominasi memiliki dampak positif yaitu meningkatkan kredibilitas atau citra mata uang rupiah. Seperti beberapa mata uang negara lain yang sudah melakukan redenominasi, negara tersebut biasanya mendapat citra baik untuk mata uangnya.

Kredibilitas mata uang juga sangat berpengaruh pada penghargaan negara lain terhadap keuangan sebuah negara. Hal ini juga berpengaruh pada nilai mata uang, seperti yang Kita ketahui, mata uang Indonesia memiliki nilai cukup rendah jika dibandingkan mata uang lain.

Jadi, adanya redenominasi atau penghapusan angka nol pada rupiah kemungkinan besar juga akan menaikkan nilai mata uang Indonesia. Tentunya, dampak positif ini juga berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat Indonesia.

Kemudahan dalam Pencatatan Keuangan

Selain menaikkan kredibilitas mata uang Indonesia, adanya redenominasi juga berdampak pada kemudahan pencatatan keuangan. Dampak positif ini berlaku untuk semua pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap keuangan, misalnya menteri keuangan, bank dan pengusaha.

Kemudahan dalam pencatatan keuangan sebenarnya juga berdampak untuk pengusaha – pengusaha kecil. Tanpa terasa, hilangnya banyak nol di belakang angka utama uang memudahkan perhitungan, jadi tidak ada salah persepsi terhadap sebutan jumlah uang.

Memicu Inflasi

Redenominasi atau penghapusan angka nol pada rupiah juga berdampak negatif, karena pada masa transisi dan penerapan, kegiatan ini mungkin saja akan memicu inflasi. Inflasi sendiri adalah kondisi meningkatnya harga – harga umum dan terjadi secara terus menerus.

Dampak ini memiliki hubungan erat dengan pembulatan nominal, karena pembulatan nominal ini terasa seperti adanya kenaikan harga. Jika pembulatan nominal terjadi secara terus menerus, maka inflasi akan menjadi dampak negatifnya.

Namun sebenarnya masyarakat Indonesia bisa menghindari inflasi setelah redenominasi dengan cara memukul rata harga barang umum, serta tidak ada harga pecahan yang mengharuskan pembulatan nominal.

Seperti contoh, harga telur 1 Kg di pasar tidak boleh memiliki harga yang mengandung pecahan, seperti misalnya 9,8 rupiah. Sebaiknya dipukul rata dan bulat menjadi 10 atau 11 rupiah.

Penolakan dari Masyarakat

Dampak lainnya dari penghapusan angka nol pada rupiah adalah kemungkinan ada penolakan dari masyarakat. Penolakan ini sangat mungkin terjadi, karena pasti ada masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan uang lama dan merasa tidak terganggu dengan banyaknya angka nol.

Selain itu, bagi masyarakat Indonesia dengan pemahaman cukup tentang perubahan kondisi keuangan dan dampaknya, maka mungkin saja akan merasa takut terjadi inflasi. Bisa juga takut dengan adanya kenaikan harga yang merugikan akibat ada pembulatan nominal secara sering.

Baca Juga : Aplikasi Penghasil Uang Terbukti Bisa Dicairkan

Dampak buruk dan baik tersebut sangat besar kemungkinannya terjadi. Dampak baik pasti akan bermanfaat untuk Indonesia, namun dampak buruk seharusnya bisa diatasi sejak dini. Sebagai masyarakat, ada baiknya mengikuti saja proses penghapusan angka nol pada rupiah tersebut.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts