Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!

Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!
Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!

Ada beragam kisah inspiratif mahasiswa Indonesia yang bisa kita teladani bersama. Terutama para anak muda yang berjuang di negeri orang lain. Tidak semua mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri adalah orang kaya.

Baca Juga: Olahraga Mengecilkan Paha Simpel Bisa Sambil Tiduran!

Kebanyakan dari mereka berasal dari orang biasa, hingga kurang mampu. Namun, dengan beasiswa yang didapat, membuat impian awalnya tidak mungkin untuk kuliah di luar negeri, malah jadi mungkin dan terwujud.

Kisah inspiratif mahasiswa Indonesia kali ini datang dari Baginda Mufti yang sekarang sedang menempuh pendidikannya di University Of Groningen, Belanda. Pemuda ini memang beruntung bisa mendapatkan kesempatan berkuliah di Belanda.

Namun, tidak seindah foto-fotonya di media sosial, ternyata untuk memenuhi kebutuhan hidup, Baginda harus kerja paruh waktu sebagai pengantar makanan. Seperti apa kisahnya? Simak penjelasan berikut!

Kisah Inspiratif Mahasiswa Belanda yang Ambil Double Degree

Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!
Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!

Berkuliah di luar negeri, merupakan dambaan bagi anak-anak muda zaman sekarang. Dengan bayangan bisa mencari pengalaman baru, teman dari berbagai negara, hingga berkunjung ke tempat-tempat indah di negara tersebut.

Akan tetapi, jangan bayangkan mengenai hal indah-indah saja, karena di sana juga Anda butuh bertahan hidup. Apalagi bila mengandalkan mahasiswa tanpa bantuan finansial cukup dari orang tua, Anda harus tahu bagaimana caranya tetap bisa makan kenyang.

Seperti halnya Baginda Mufti yang belum lama ini viral di tiktok karena berkuliah di Universitas Groningen, Belanda, sambil bekerja sebagai pengantar makanan. 

Karena kegigihannya itu, bisa menjadi kisah inspiratif mahasiswa bagi anak muda di zaman sekarang. Karena jika mengandalkan uang dari orang tua saja, juga mungkin saja kurang.

Seperti pada unggahan di @.Bagindamufti, ia menceritakan kegiatan sehari-harinya di akun tiktoknya. Dia mengambil Double Degree di Belanda, sambil menambah pengalaman dengan kerja paruh waktu.

Pekerjaan paruh waktu yang diambil oleh Mufti adalah pengantar makanan dari restoran. Bukan dengan motor seperti pengantar makanan di Indonesia, tapi Mufti menggunakan sepeda untuk mengantarkan makanannya.

Jadi, sepeda yang digunakannya adalah sepeda listrik. Untuk bisa membawa makanannya, ia gunakan tas. Tidak mungkin menjadi kisah inspiratif mahasiswa, jika Mufti tidak berprestasi.

Mahasiswa yang menjalani studinya di Belanda ini, sangat pintar sekali mengatur waktu antara kuliah dan bekerja di restoran cepat saji. Bila ada tugas, tentu mengutamakan tugasnya itu, barulah mulai bekerja.

Kenapa Mufti berani mengambil pekerjaan paruh waktu itu sementara ia sedang fokus dengan studinya? Itu karena menjadi pengantar makanan, sama seperti kerja freelance, atau pekerja lepas.

Sistemnya sama seperti aplikasi pengantar di Indonesia. Jadi, Mufti harus masuk ke sebuah aplikasi untuk mendaftarkan diri. Kemudian, atur waktu longgarnya kapan saja agar bisa menerima pesanan.

Nanti, pesanan akan masuk ke aplikasinya sesuai dengan jadwal yang telah diatur. Memang tidak terikat, sehingga sangat mudah mengatur waktu antara studi dan pekerjaan paruh waktu ketika sedang tidak sibuk.

Gaji yang Didapat Baginda Mufti Pada Kerja Paruh Waktunya

Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!
Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!

Sebenarnya, kisah inspiratif mahasiswa dari Baginda Mufti bisa ditiru oleh banyak mahasiswa rantauan. Entah itu masih dalam negeri atau luar negeri. Zaman sekarang, pekerjaan yang tidak terikat waktu, ada banyak.

Meski orang tua pasti memberi uang bulanan, tentu Anda juga ingin mendapatkan penghasilan lebih. Maka dari itu, buang rasa malu dan rasa malas kalian untuk kerja paruh waktu.

Tapi, bagaimana dengan Baginda Mufti selama mengambil pekerjaan tersebut di Belanda. Apakah gajinya cukup menambah uang sakunya? Jadi, Mufti mengatakan, jika dirinya melakukan pekerjaan tersebut dua kali saja dalam seminggu.

Selama satu hari, ia hanya bekerja selama 4 jam saja. Upah kerja 4 jam itu dibayar 800ribu jika dikurskan ke rupiah. Jadi, jika dalam seminggu, sudah terkumpul 1.600.000 dengan hanya bekerja 8 jam saja.

Jika 1,6 juta dikali 16 jam untuk jam kerja dalam satu bulan, mahasiswa satu ini mengumpulkan sampai Rp. 25,6 juta. Cukup banyak tapi ingat, itu di Belanda.

Biaya hidup di Belanda sangat mahal, untuk makan satu hari saja, tidak bisa dibandingkan dengan biaya hidup sehari di Indonesia. Jadi, maklum saja gajinya sebagai pengantar makanan dikatakan banyak.

Namun, kisah inspiratif mahasiswa dapat dijadikan contoh para anak muda yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Namun, harus ingat untuk terus mengatur waktu dengan baik.

Jangan karena sudah senang dengan pekerjaannya, malah lupa dengan kewajibannya dalam menempuh pendidikan. Kerja sampingan yang dilakukan oleh Mufti juga sebenarnya di awal-awal cukup sulit.

Terlebih lagi, budaya belajar di Belanda, menuntutnya harus fokus. Jika tidak fokus, nantinya akan kesulitan mengikuti perkuliahan selanjutnya. Tidak ada waktu bersantai juga selama masa perkuliahan.

Tapi di sisi lain, dirinya juga butuh tenaga untuk dapat mengantar makanan sebagai pekerjaan paruh waktunya. Sebenarnya, bisa saja Mufti berhenti bekerja, tapi namanya juga merantau, perlu dana tambahan untuk keperluan mendadak.

Mufti juga telah berusaha agar setelah bekerja, harus mengerjakan tugas dan istirahat dengan baik. tujuannya, agar keesokan harinya bisa mengikuti perkuliahan dengan fokus.

Ternyata, pengalaman bekerja ini, baru pertama kali dilakukan oleh mahasiswa jurusan bisnis Internasional. Jadi ada tantangan tersendiri dalam menjalankannya. Tapi, ia menikmati seluruh kegiatan yang dilakukannya.

Tips Mendapatkan Beasiswa Kuliah Luar Negeri

Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!
Kisah Inspiratif Mahasiswa Kuliah di Belanda Sambil Bekerja!

Melihat betapa kisah inspiratif mahasiswa Indonesia yang bernama Mufti, kira-kira adakah rencana Anda untuk berkuliah di luar negeri? Tidak apa, jika sekarang menjalani S1 dalam negeri.

Siapa tahu, nanti S2, mendapatkan kesempatan untuk bisa menerima beasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri. Untuk Mufti sendiri, ia menjalani double degree di Belanda selama 1,5 tahun perkiraannya.

Sebenarnya, jika Anda memiliki niat untuk kuliah di luar negeri, ada jalan ampuh untuk ditempuh. Apalagi, sekarang banyak program beasiswa dari pemerintah maupun swasta sangat banyak.

Jika ingin menjadi salah satu yang memiliki kisah inspiratif mahasiswa Indonesia berkuliah di luar negeri selanjutnya, bisa ikuti cara berikut :

  1. Jangan lupa, tingkatkan prestasi akademik Anda, agar bisa dilirik oleh lembaga beasiswa. Jika sekarang masih SMA, jangan malas belajar. Kumpulkan nilai-nilai bagus di raport, karena nanti akan sangat dibutuhkan saat mencari beasiswa.
  2. Jika tidak dilirik, cari sendiri lembaga beasiswa, lalu pelajari syarat dan ketentuannya agar bisa mengikuti.
  3. Jika sudah menemukan lembaga yang menurut Anda bagus, langsung saja hubungi untuk mendapatkan informasi lebih detail.
  4. Jangan lupa menyiapkan surat rekomendasi. Entah dari guru, pelatih ekstrakurikuler, atau wali murid. Ini bisa menguatkan proses beasiswa nanti.
  5. Karena akan berkuliah di negara lain, bahasa Inggris wajib tahu, dan bahasa dari negara yang dituju.
  6. Jangan lupa, belajar interview, agar pihak pemberi beasiswa yakin memberikannya kepada Anda.
  7. Jika sudah menyiapkan dokumen-dokumen terkait, langsung daftar beasiswa.

Bagi Mahasiswa Luar Negeri, Inilah Tips Bertahan Hidup Inspiratif

Menjadi pelajar yang memiliki kisah inspiratif mahasiswa Indonesia di luar negeri, tentu ada hal berkesan. Salah satunya tentang cara mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa dan bagaimana cara bertahan hidup di sana.

Sudah beda budaya, bahasa, dan juga pola sosialnya, tentu harus beradaptasi. Belum lagi masalah finansial selama masa menempuh pendidikan, itu pasti sering terjadi bagi para penerima beasiswa.

Seperti halnya Baginda Gusti. Selain mendapatkan pengalaman dengan kerja paruh waktu sambil fokus kuliah double degreenya, ia juga bekerja agar dapat memenuhi kehidupannya di Belanda.

Selain kerja paruh waktu, Anda juga bisa menjadi asisten dosen jika memiliki prestasi bagus dalam akademik di perkuliahan. Pekerjaan ini, dianggap cukup keren di negara mana saja, karena terlihat pintar.

Menjadi asisten dosen bukan cari muka, jadi jangan pernah ragu untuk mengajukan diri sebagai asisten dosen. Buang rasa gengsi, dan atur waktu dengan baik apabila sudah diamanahi pekerjaan tersebut.

Saat sudah mendapatkan uang dari hasil kerja paruh waktu, jangan hambur-hamburkan uang begitu saja. Disimpan sebaik mungkin. Buat manajemen keuangan secara ketat agar bisa sampai di akhir bulan.

Bertahan hidup di negeri orang lain bukan masalah uang saja. Tapi juga bagaimana Anda berbaur dengan orang-orang di sana. Seperti yang sudah disebutkan diatas jika budaya, bahas, pola sosial semuanya berbeda. Maka, agar bisa beradaptasi, Anda harus :

  1. Mau mempelajari kebudayaan mereka, serta bahasa. Jangan lupa menghormati apa yang menjadi kepercayaan orang-orang di sana.
  2. Bila orang Islam tinggal di negara mayoritas non-muslim, adaptasilah untuk mencari alternatif makanan halal di sana.
  3. Jangan menutup diri, cobalah terbuka dengan pengalaman baru.
  4. Membuka pertemanan luas di kampus dan tetangga tempat Anda tinggali agar lebih banyak koneksi.

Baca Juga: Daftar Harga Mobil dengan Kondisi Baru hingga Bekas!

Tidak ada kata terlambat untuk mulai belajar. Meski umur sudah tua, ketika semangat belajar masih ada, maka lakukanlah. Kisah inspiratif mahasiswa seperti Baginda Mufti memang sangat menggugah semangat pemuda untuk berjuang demi pendidikannya.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts